Beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama bahwa didalam kemurnian ibadah kita selama ini, akan terlihat buahnya dengan memperhatikan beberapa point antara lain:
1. Setiap orang cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah (Yak 1 :19-21)
Bila kita melihat dua orang sahabat yang sedang asik berbicara dengan jarak cukup jauh dari kita, kadang- kadang kita berpikir yang mereka sedang perbincangkan adalah diri kita sehingga kita mudah tersinggung. Hal yang utama adalah sekalipun kita sedang dibicarakan apakah hal itu baik maupun jelek kita wajib untuk berpikir positif.( seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya AMsal 15:23). Dalam hal ini perkataan kita dalam menanggapi setiap persoalan haruslah tepat dan tidak boleh berkata sembarangan ( Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya Amsal 17:27-28).
Dalam hal ini juga ditekankan kepada kita untuk tidak lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh, pengkotbah 7:9) jangan jadi pribadi yang lekas marah/pemarah/suka marah-marah bukan berarti marah tidak boleh tetapi marah yang tetap pada nilai-nilai kebenaran yang sejati, Mazmur 1:5.
2. Jadilah pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja( Yakobus 1:22-25)
Mendengar Firman Dan melakukan Firman Tuhan berarti pribadi tersebut bertekun didalamnya dan pribadi tsb mengambil komitmen untuk menjadi pelaku firman,Bagaimana caranya? yaitu setelah mendengar Firman itu menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan, Lukas 8:15," Ketekunan adalah perjuangan".
"Mendengar bukan untuk melupakan tetapi sungguh-sungguh melakukannya"(hafalkan) yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus Kristus dan aku mendengar dari sorga berkata: Tuliskan" Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." sungguh," kata Roh," supaya mereka bolehberistirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka meyertai mereka."
3. Beribadahlah yang murni( yakobus 1: 26-27)
Jika ada orang yanganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Bila kita sudah memberikan sesuatu barang kepada seseorang dengan senang hati namun menceritakan kepada orang lain tentang pemberiannya maka dapat kita katakan bahwa motifasi memberi hanya untuk supaya diakui/popularitas dan dengan lidahnya menipu dirinya sendiri. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat dihadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia, saat ini sudah saatnya bagi anak Tuhan untuk menjadi berkat bagi banyak orang. dengan kemiskinan/kesusahan ( Mazmur 68: 5-6; Yesaya 1:17) mengunjungi yatim piatu ( Keluaran 22:22) dalam situasi yang tidak menentu ini kita diharapkan untuk menjadi saksi, pembawa kabar baik dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Refleksi: Biarlah kemurnian ibadah kita terjaga dan terpelihara dengan baik melalui perkataan dan tindakan kita dalam keluarga dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang lain, amin.
1. Setiap orang cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah (Yak 1 :19-21)
Bila kita melihat dua orang sahabat yang sedang asik berbicara dengan jarak cukup jauh dari kita, kadang- kadang kita berpikir yang mereka sedang perbincangkan adalah diri kita sehingga kita mudah tersinggung. Hal yang utama adalah sekalipun kita sedang dibicarakan apakah hal itu baik maupun jelek kita wajib untuk berpikir positif.( seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya AMsal 15:23). Dalam hal ini perkataan kita dalam menanggapi setiap persoalan haruslah tepat dan tidak boleh berkata sembarangan ( Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya Amsal 17:27-28).
Dalam hal ini juga ditekankan kepada kita untuk tidak lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh, pengkotbah 7:9) jangan jadi pribadi yang lekas marah/pemarah/suka marah-marah bukan berarti marah tidak boleh tetapi marah yang tetap pada nilai-nilai kebenaran yang sejati, Mazmur 1:5.
2. Jadilah pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja( Yakobus 1:22-25)
Mendengar Firman Dan melakukan Firman Tuhan berarti pribadi tersebut bertekun didalamnya dan pribadi tsb mengambil komitmen untuk menjadi pelaku firman,Bagaimana caranya? yaitu setelah mendengar Firman itu menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan, Lukas 8:15," Ketekunan adalah perjuangan".
"Mendengar bukan untuk melupakan tetapi sungguh-sungguh melakukannya"(hafalkan) yang penting disini ialah ketekunan orang-orang kudus yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus Kristus dan aku mendengar dari sorga berkata: Tuliskan" Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." sungguh," kata Roh," supaya mereka bolehberistirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka meyertai mereka."
3. Beribadahlah yang murni( yakobus 1: 26-27)
Jika ada orang yanganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Bila kita sudah memberikan sesuatu barang kepada seseorang dengan senang hati namun menceritakan kepada orang lain tentang pemberiannya maka dapat kita katakan bahwa motifasi memberi hanya untuk supaya diakui/popularitas dan dengan lidahnya menipu dirinya sendiri. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat dihadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia, saat ini sudah saatnya bagi anak Tuhan untuk menjadi berkat bagi banyak orang. dengan kemiskinan/kesusahan ( Mazmur 68: 5-6; Yesaya 1:17) mengunjungi yatim piatu ( Keluaran 22:22) dalam situasi yang tidak menentu ini kita diharapkan untuk menjadi saksi, pembawa kabar baik dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.
Refleksi: Biarlah kemurnian ibadah kita terjaga dan terpelihara dengan baik melalui perkataan dan tindakan kita dalam keluarga dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang lain, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar